Rabu, 11 Mei 2011

Masih Kurangnya Tenaga Pustakawan

Perpustakaan merupakan tempat atau sarana belajar bagi masyarakat. Perpustakaan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu SDM suatu wilayah atau negara.
Perpustakaan di gunakan oleh berbagai jenis pengguna (pemustaka), yaitu kalangan umum, maupun pelajar baik. Oleh karena itu terbentuklah berbagai jenis perpustakaan agar kebutuhan para jenis pemustaka dapat terpenuhi. Jenis-jenis perpustakaan tersebut meliputi perpustakaan umum dan khusus.
Termasuklah  perpustakaan sekolah yang merupakan bentuk dari perpustakaan khusus. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah yang dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya ( Sulistyo-Basuki, 1991:50 ).
Tujuan khusus Perpustakaan sekolah yaitu membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung.
Akan tetapi, tujuan perpustakaan tersebut belum sepenuhnya bisa tercapai. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pustakawan pada perpustakaan umum sekolah.

Menurut saya, kurangnya tenaga pustakawan pada saat ini disebabkan :
1.      Kurangnya kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap perpustakaan.
   Banyak segelintir masyarakat yang memandang sebelah mata profesi sebagai ’Pustakawan’. Masyarakat hanya memandang profesi Pustakawan sebagai pekerjaan yang hanya duduk mengawasi buku-buku, sambil membaca-baca buku, sehingga segelintir masyarakat menyebut para pustakawan dengan sebutan ”Kutu Buku”. Padahal pendapat mereka itu keliru.
   Profesi pustakawan tidak hanya sebatas itu saja. Jika dilihat sungguh-sungguh, profesi pustakawan merupakan profesi yang sangat berjasa, karena tanpa adanya pustakawan, maka tidak akan ada pula yang namanya perpustakaan. Jika perpustakaan tidak ada, maka entah apa jadinya Sumber Daya Manusia (SDM) di negeri ini.



2.      Kurangnya upaya pemerintah dalam upaya bekerja keras dalam mencari atau mencetak tenaga pustakawan.
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam upaya menciptakan atau mencetak tenaga-tenaga pustakawan. Namun upaya pemerintah di negeri ini belumlah maksimal. Menurut saya, untuk menciptakan / mencetak tenaga professional pustakawan, pemerintah mungkin bias memberikan sosialisasi, diklat atau pelatihan, bahkan beasiswa pendidikan pustakawan kepada masyarakat atau para pelajar. Sehingga kebutuhan tenaga pustakawan di setiap perpustakaan umum maupun perpustakaan khusus bisa tercapai dan terpenuhi, sehingga kegiatan perpustakaan bisa berjalan dengan lancar dan efektif.

3.      Kurangnya SDM yang berkualitas.
Kurangnya SDM yang berkualitas tentu saja mempengaruhi kinerja seorang pustakawan. Karena seorang pustakawan harus dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, karena pustakawan merupakan sumber informasi bagi para pemustaka. Dan jika seorang pustakawan yang SDM-nya lemah di tempatkan pada suatu lembaga perpustakaan maka secara langsung akan berakibat pada kemajuan perpustakaan tersebut.

4.      Status para profesional perpustakaan lebih rendah dalam skala gaji dan promosi di bandingkan dengan profesi lain.
Banyak orang memilih profesi di bidang lain di banding profesi pustakawan, karena rendahnya gaji atau tunjangan  para tenaga pustakawan. Hal ini tentu saja menyebabkan kurangnya minat para pelajar untuk melanjutkan pendidikan di bidang perpustakaan dan berdampak pada kurangnya tenaga pustakawan saat ini.